Prabowo Subianto saat mempersiapkan kabinetnya. Imam Besar Masjid Istiqlal mengaku diminta membantu Prabowo di pemerintahan selanjutnya.
"Saya betul-betul sangat surprise ya, saya nggak nyangka dan saya kaget dan saya nggak pernah membayangkan, aku baru pulang dari kemarin ada mou dengan Syekh Agung Al-Azhar Mesir yang baru pulang kampung , tiba-tiba saya mendapat undangan dari Presiden terpilih Pak Prabowo, kata Nasaruddin Umar seusai menemui Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14 Oktober 2024).
"Saya diminta untuk membantu beliau untuk kepemimpinan beliau yang akan datang," sambungnya.
Saat bertemu dengan Prabowo, ia mengaku diberi tugas yang masih relevan dengan kesehariannya. Namun Nasaruddin Umar tak menjelaskan lebih jauh mengenai jabatan menterinya.
Nasaruddin Umar Profil
Profesor Dr. KH Nasaruddin Umar MA merupakan seorang tokoh Islam asal Sulawesi Selatan (Sulsel) yang telah banyak berjasa di bidang agama khususnya bagi umat Islam. Ia lahir di Ujung-Bone, 23 Juni 1959.
Nasaruddin Umar bersekolah di sekolah dasar hingga sarjana muda di Sulawesi. Sejak kecil, ia belajar di sekolah agama.
Sama halnya ketika hendak kuliah. Nasaruddin Umar kuliah di Jurusan Syariah IAIN Alauddin Ujung Pandang dan lulus pada tahun 1984.
Enam tahun setelah menyelesaikan studi sarjananya, Nasaruddin Umar melanjutkan studi magisternya. Kali ini ia menempuh studi program magister (bukan tesis) di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan lulus pada tahun 1992.
Tak berpuas diri, Nasaruddin Umar kembali pada tahun 1993 untuk melanjutkan studi dengan mengejar program PhD di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pria asli Sulawesi Selatan ini menulis tesisnya tentang “Perspektif Gender dalam Al-Quran” dan lulus pada tahun 1998 sebagai alumni terbaik.
Semasa studi doktoralnya, Nasaruddin Umar menyelesaikan program doktoralnya di McGill University, Montreal, Kanada (1993-1994) dan menyelesaikan program doktoralnya di Universitas Leiden, Belanda (1994-1995). Pada tahun 1995, ia juga mengikuti program Sandwich di Universitas Paris, Perancis.
Dengan ilmunya, Nasaruddin Umar menulis karya ilmiah tentang Islam dan memberikan kontribusi besar bagi dunia Islam Indonesia. Semasa hidupnya, ia menulis 12 buku, di antaranya “Argumen Kesetaraan Gender dalam Perspektif Al-Qur'an”. Buku terbitan tahun 1999 ini memaparkan hasil penelitiannya tentang bias gender dalam Al-Quran.
Dalam arsip detikcom, pada 12 Januari 2002, Nasaruddin Umar dikukuhkan menjadi guru besar bidang tafsir di Fakultas Ushuluddin IAIN (sekarang UIN, red) Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini Nasaruddin Umar masih terdaftar sebagai dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Rektor Universitas PTIQ Jakarta.