Mohon tunggu...
RAHADI ADITIA MARDANI
RAHADI ADITIA MARDANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Saya adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi yang antusias berbagi pemikiran dan cerita di kompasiana, Tujuannya agar memberikan sebuah informasi maupun cerita saya dalam kompasiana ini.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menyelami Dunia William: Karya Lisa Saraswati

17 Oktober 2024   01:28 Diperbarui: 17 Oktober 2024   02:41 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

NovelWilliam” karya Lisa Saraswati  diterbitkan oleh PT Bukune Creative Cipta di Jakarta pada Mei 2017, Novel ini merupakan salah satu novel tentang sahabat hantu Lisa Saraswati yang tergabung dalam serial novel Peter CS, Novel ini terdiri dari William, Peter, Hans, Hendrick, dan Jiang Sheng.

Ringkasan novel ``William'' adalah kisah William van Kemen, seorang anak laki-laki tampan dan cerdas keturunan Belanda yang berusia sekitar 9 tahun, Ia diberi sebuah biola tua oleh kakeknya (kakeknya) yang selalu bersamanya.

 Namun,  William justru merasa kesepian di hatinya, dan matanya  selalu kosong dan sedih, Pasalnya sejak ia pindah ke Hindia Belanda (Indonesia), belum ada  orang yang  menghibur dan menyayanginya seperti yang dilakukan kakeknya saat berada di Den Haag, Dia merindukan cinta tetapi tidak bisa mendapatkannya dari  orang tuanya.

Orang tua William berasal dari keluarga terpandang, ayahnya Johan van Kemen adalah seorang perwira militer Belanda yang ditempatkan di Batavia (Jakarta), dan kemudian pindah ke Bandung (Bandung), dimana ia mempunyai bisnis yang cukup sukses, Ibunya yang kini bernama Maria van Kemen adalah seorang wanita bangsawan kaya raya yang sangat manja semasa hidupnya.

Maria adalah ibu yang sangat buruk, Aku bahkan tidak pantas disebut  seorang ibu. Karena dia sangat membenci putra kandungnya satu-satunya, William Keberadaan Maria bukanlah hal yang diinginkan Maria sejak awal, Menurutnya, William datang terlalu dini untuk menikmati kehidupan mewah.

Sikap ibunya yang dingin dan tatapan mata yang aneh membuat hubungan mereka tegang. Sementara sang ayah yang terlalu menyayangi ibunya tak bisa berbuat banyak. William akhirnya tumbuh dengan perasaan tidak diinginkan dan kesepian, yang juga membuatnya lebih dewasa dan lebih bijaksana daripada zamannya. William tidak pernah bahagia seumur hidupnya, dia seperti boneka yang digerakkan untuk menyenangkan orang tuanya, sampai dia meninggal, dia belum pernah merasakan kebahagiaan yang dirasakan semua orang sebagai keluarga pada umumnya. Setelah maut menyambutnya, ia merasa bahagia bisa bertemu dan berteman dengan si bocah nakal Peter, si sombong Hendrick, si Hans yang sensitif, si Janshen yang ompong, dan Risa si anak manusia yang bisa melihat hantu. 

Buku ini banyak mengajarkan kita tentang sejarah, tentang kehidupan masyarakat kita setelah masa penjajahan. Jumlah penduduk di negeri sendiri menyusut, sementara Belanda bertambah kaya dengan menindas orang-orang yang mereka sebut Domestik. Jelas bahwa kasta berbeda dengan tuan dan budak.

Di sisi lain, William, seorang anak laki-laki yang baru berusia 9 tahun, menghadapi situasi yang memaksanya untuk bertindak lebih dewasa dan bijaksana dalam mengambil keputusan sebelum usianya. Orang tuanya yang selalu mendambakan harta benda dan tak pernah memberinya kebahagiaan sekeluarga selalu membuatnya merasa kesepian dan suka menyendiri dengan biola kesayangannya hadiah dari kakeknya. Kutipan favoritku dari novel ini adalah: "Suara gemericik air yang kencang, deru angin yang kencang. Sulit untuk dilewatkan, kamu mengira ada tapi terhapus." -Guillaume (hlm. 66). Kutipan ini sangat menggambarkan perasaan William sebagai seorang anak di keluarga Van Kemmen. Dimana orang tuanya selalu acuh tak acuh dan mengabaikannya karena menganggapnya aneh, namun ketika ia menjadi anak idaman orang tuanya, ia justru merasa tertekan karena ia pun tidak bisa menjadi dirinya.

Selain kutipan tersebut, ada kutipan lain yang saya suka di novel ini, yaitu: “Jika kamu tidak bisa meminta maaf kepada orang yang kamu sakiti, setidaknya berusahalah agar tidak ada orang lain yang terluka”. - Spesies (hlm. 89). Kutipan ini ditulis ketika William bercerita kepada Kas, temannya saat pergi ke Malabar, bahwa ia merasa kasihan dan sangat kasihan pada temannya Inlander yang bernama Toto. Karena tak ingin mempermalukan ibunya dihadapan bangsawan, ia berkata kasar dan mungkin menyakiti perasaan Toto, di saat yang sama ia terus murung dan dihantui perasaan penyesalan hingga perkataan Kas berdampak kuat pada dirinya.

Menurut saya kelebihan dan kekurangan  novel ini adalah:

- Kelebihan = Bahasa yang digunakan mudah dipahami dan alur cerita yang disajikan tidak terlalu rumit sehingga memudahkan  pembaca dalam memahami isi novel. Novel ini merupakan light novel  untuk dibaca sehari-hari, alur ceritanya jelas, tidak panjang, dan bagi saya membaca itu seperti mendengarkan orang lain bercerita. Desain sampul novel ini juga sangat bagus dan menarik karena menggambarkan ilustrasi  tokoh utama yaitu William yang sedang memegang biola kesayangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun