Ilustrasi. (www.indiawaterportal.org)
Penyediaan air minum bagi kebutuhan rumah tangga, bukan hanya cukup dengan air berkategori bersih, namun sehat higienis. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan penyakit yang bisa timbul di kemudian hari. Potensi penyakit akibat konsumsi air tak sehat bisa dirasakan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Jadi sikap preventif dan waspada adalah sangat penting untuk dilakukan.
SEJAK saya masih kecil konsumsi air minum rumah tangga yang dipergunakan keluarga saya bersumber utama dari air tanah/ sumur. Kondisi di kampung waktu itu memang tidak ada pilihan lain, kecuali air sumur. Itu pun terkadang sulit saat musim kemarau. Sumur banyak yang kering. Perlu kedalaman lebih untuk menghasilkan air. Kondisi yang biasa terjadi tiap tahun di Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah.
Tau khan, Wonogiri terkenal dengan daerah minus air khususnya musim kemarau panjang. Saingan deh dengan kondisi kekeringan wilayah tetangga di Gunung Kidul. Khususnya Wonogiri bagian Selatan, berbatasan dengan Laut Selatan terkenal dengan tanah kapur dan minim air. Pasokan bantuan air melalui tangki-tangki air kerap dilakukan pemerintah setempat.
Sumur kami masih mendingan, meski musim kemarau masih ada sedikit yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan minum. Ya, terbilang masih beruntung, karena tempat tinggal kami di wilayah utara. Masih ada beberapa hutan penyedia dan penyimpan air. Meski terkadang saat masa kekeringan, benar-benar kering sumurnya. Jika itu terjadi, maka kami mesti ‘mengangsu' atau mencari air dari sumur tetangga lainnya, yang terkadang perlu menempuh jarak yang lumayan jauh. Itupun air yang diperoleh kualitasnya kurang baik, kondisinya mengandung kapur. Memang kontur geologis adalah tanah berkapur.
Sebelum menceritakan soal bagaimana penyediaan air minum sehat bagi keluarga kami, ada baiknya memahami dulu apa itu air yang layak dikonsumsi.
Menyadari dan Memahami Air yang Layak Konsumsi
Sudah cukup diketahui, bahwa menurut aturan kesehatan dalam kehidupan sehari-hari, agar sehat, kita disarankan minum air putih 8 gelas sehari atau kurang lebih 2 liter tiap harinya. Tentu saja hal ini mesti berhati-hati dalam hal menyediakan air yang layak dikonsumsi. Apalagi apabila jumlah air bersih yang semakin berkurang, maka kita harus makin berhati-hari dalam menggunakan air yang kita minum atau masak.
Air bersih layak diminum menurut kesehatan ada parameter yang layak dipenuhi, yakni terdiri atas parameter fisik, parameter kimiawi, parameter mikrobiologis.
Parameter Fisik. Parameter fisik menyangkut hal yang harus dipenuhi pada air minum yaitu harus jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Suhunya sebaiknya sejuk dan tidak panas dan tidak menimbulkan endapan.