Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Money

Indosat IM3 Suport Petani Udang Kristal, Kapan lagi?

25 Desember 2014   04:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:30 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Udang kristal berwarna merah putih dan hitam putih, suka hidup di kayu. (Foto Ganendra)

Tahukah anda nama-nama Kristal? Rily? Mosura? Cherry? Jika belum tahu, saya kasih tau hehee. Itu adalah deretan nama-nama jenis udang hias yang menggeliat di pasaran lokal dan internasional. Soal udang ini saya pernah menuliskannya di Kompasiana ini pada 10 Juni 2013 berjudul "Udang Cantik Nan Lebay Duitnya" dan sudah dibaca 15820 pembaca hingga tulisan ini saya tulis saat ini. Udang hias yang belum banyak dibudidaya ini cukup populer di kalangan pecinta Aquascape. Aquascape? Ya, seni menghias akuarium dengan tanaman air dilengkapi dengan udang maupun ikan hias. Udang hias sangat dikenal khususnya para penghobi maupun pebisnis. Pebisnis kecil maupun besar/ eksportir. Ekspor? Yaaa, udang-udang ini laris manis dijual ke pasar dunia, seperti Eropa maupun Asia lainnya.

Saya masih ingat jelas pada Februari 2013 saya diajak kawan traveling sekaligus melihat budidaya udang hias ini di kaki Gunung Salak kawasan Hutan Wisata Halimun, Bogor. Unik dan cantik-cantik udang yang sedemikian mini ukurannya, sekitar 1,2 - 1,8 cm berwarna warni sesuai jenisnya berenang di kolam-kolam budidaya yang terbuat dari semen. Ada juga kolam tanah. Disitu saya berkenalan dengan beberapa petani plasma. Ada Soni dan Ajat yang saya kenal baik hingga saat ini. Mereka ini tinggal di kaki Gunung Bunder di dekat Gunung Salak.

Ajat dan Soni memiliki lumayan banyak kolam udang hias ditambah lagi mereka menanam tanaman air serta ranting, akar kayu yang khusus digunakan juga untuk aquascape. Udang yang paling banyak mereka pelihara adalah udang Kristal, sedangkan untuk tanaman air banyak macam, ada Kabomba, Gigantea, Crispus, dan masih banyak lagi. Harga tanaman bervariasi, mulai harga murah seikat seribuan sampai puluhan ribu.

Untuk udang, harga udang hias berkisar Rp. 7000,- per ekor ukuran 1,2 cm. Udang ini paling ramai permintaannya di pasaran, baik itu lokal maupun ekspor. Ekspor? Tentu saja mereka tak mampu ekspor sendiri, terkendala masalah pengetahuan dan komunikasi serta sarana internetnya. Namanya juga warga desa. Produksi mereka yang terbatas, tak mencukupi untuk ekspor. Kelas ekspor dikuasai oleh para eksportir yang mempunyai modal besar. Mereka mengambil ‘produk' ekspor di tempat petani plasma itu melalui para pengepul atau petani itu yang menyetor.

[caption id="attachment_343198" align="aligncenter" width="580" caption="Ini namanya udang Mosura lebih mahal daripada udang kristal, namun lebih susah merawatnya. (Foto Ganendra)"]

14194300001507092188
14194300001507092188
[/caption]

Dulu waktu sering ‘main' aquascape, saya sering membeli tanaman air, ranting dan kayu serta udang dari kedua sahabat ini, Ajat dan Soni. Maklum udah kenal baik jadi kadang diberi harga special hehee. Mereka berdua memasarkan hasil produksinya ke beberapa toko ikan hias maupun akuarium ke Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi dan Tangerang. Soalnya produk mereka makhluk hidup jadi tak bisa jauh-jauh. Tak banyak yang bisa mereka pasarkan karena terbatasnya waktu dan pekerjaan mengurus kolam. Sebagai petani plasma, mereka merawat sendiri kolamnya dengan keluarga saja. Jadi tak bisa ditinggal-tinggal untuk khusus memasarkan. Kecuali saat kirim ‘barang' ke toko-toko yang sudah menjadi langganan tetapnya. Hasilnya? lumayan juga, cuman stagnan, tak bisa berkembang lebih lagi.

Saya terkesan dengan mereka berdua. Bahwa diantara sekian banyak petani yang ada, petani udang dan tanaman air tidaklah banyak di Indonesia. Udang hias sementara ini yang menjadi sentranya adalah Bandung, Bogor dan Sulawesi. Ajat dan Soni beruntung bahwa lokasi tempat tinggalnya sangat cocok untuk budidaya udang dan tanaman air. Di ketinggian ideal, sejuk dan dingin yang sangat dibutuhkan oleh spesies udang hias dan tanaman air. Sedangkan jika dipakai di aquascape biasanya didukung perangkat Chiller atau pendingin sehingga suhu sesuai untuk habitat udang dan tanaman hias ini. Tak heran disekitar Gunung Bunder dan deretan gunung sekitarnya beberapa warga mengembangkan budidaya udang dan tanaman air itu. Tentu saja skalanya terbatas.

Saya berpikir alangkah baiknya jika mereka dapat lebih luas dalam pemasarannya. Ada dua pertimbangan yang saya pikir layak untuk diwujudkan.

Pertama membantu perekonomian masyarakat desa bahwa disamping bertani padi mereka bisa menggunakan lahan di halamannya untuk budidaya udang hias. Perekonomian mereka saya pikir bisa meningkat dengan pemasaran yang lebih luas. Tentu saja dimulai dari pasaran lokcal, belum kelas ekspor. Dengan membuka Online shop via internet, tentu pasaran lokal yang bisa terjangkau oleh tenaga kirim mereka. Pasar Jabodetabek sudah mencukupi, karena biasanya pemain aquascape, penghobi berada paling banyak di kota besar itu. Metode kirimnya pun lebih mudah. Biasanya udang hias dikirim dalam kantong-kantong plastik yang diberi oksigen. Resiko kematian ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun