Saat berkunjung ke daerah tertentu, kuliner menjadi salah satu yang kucari. Kuliner khas sebagai identitas daerah tersebut. Itu pula yang kulakukan saat aku ke provinsi muda Gorontalo pertengahan Juli 2018 lalu, aku bertanya-tanya, "Apa menu goyang lidah khas Gorontalo yaa?"
Ternyata tak sulit orang setempat untuk menjawabnya. Ya iya dong, laaa kuliner khas itu menjadi makanan sehari-hari. Kuliner khas hidup di keseharian masyarakatnya. Itu salah satu faktor kuliner khas itu terjaga eksistensinya.
Tak tahu pasti ada berapa macam kuliner khas Gorontalo. Pastinya aku sempat mencicipi 4 macam kuliner khas yang populer dan menjadi komoditi bisnis di sana. Dijual di warung-warung makan dan menjadi olahan menu di rumah-rumah masyarakatnya. Ini dia 4 menu yang kunikmati di Kota Gorontalo.
Menemukan kuliner ini di sebuah warung pinggiran jalan Kota Gorontalo. Malam-malam diantar kawannya teman hehe.
Penampilan luar Ilabulo menurutku unik. Sekilas mirip lemper kalau di Jawa. Berbungkus daun pisang berlapis-lapis dan warna kehitaman. Ternyata itu hitam bekas dibakar. Pantesan di depan warung ada panggangan arang, kirain jualan sate hehhee.
Ilabulo ini terbuat dari tepung sagu. Diolah menggunakan bumbu-bumbu alamai yang ada di daerah Gorontalo. Biasanya menjadi makanan untuk menemani hidangan lain sebagaimana lauk pauk.
Rasanya menurutku unik, karena sagu-nya. Maklum tak sering menikmati olahan sagu. Warnanya gelap hasil pembakaran. Sagunya kenyal-kenyal. Di dalam sagu terdapat isiannya. Ada telur puyuh, daging ayam, hati ayam. Eh katanya ada parutan pisangnya.
Isi itu bisa berbeda sesuai jenisnya. Di warung itu dijual Ilabulo special dan biasa. Yang membedakan yaa itu tadi. Isinya. Harga berbeda, Rp. 5000 dan Rp. 7000.
Lidahku cocok banget dengan citarasa Ilabulo ini. Jadi nambahlah hehee. Â
- Milu Siram
Sepertinya ini kuliner khas Gorontalo yang paling popular, soalnya banyak disarankan teman via japri. Milu Siram atau disebut Binthe Biluhuta.Â