Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan featured

Pertamina dan BBM Ramah Lingkungan, Sebuah Keniscayaan

3 Februari 2018   12:20 Diperbarui: 20 Juni 2020   13:57 2404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Save Our Mangrove Pertamina di Pantai Karangsong Indramayu, Jawa Barat. (Foto Rahab Ganendra)

POLUSI UDARA. Itu masalah yang selalu menghantui kesehatan kita. Asap dari emisi kendaraan bermotor menjadi biangnya. Jelas terkait dengan bahan bakar yang digunakan. Aku yang berdomisili di kota metropolitan Jakarta, polusi udara menjadi pemandangan sehari-hari. Tuntutan penggunaan bahan bakar yang lebih efisien untuk kualitas udara perkotaan menjadi lebih baik demi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat adalah keniscayaan.

Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Pertamax, itu bahan bakar minyak (BBM) yang kukonsumsi sehari-hari. Maksudnya konsumsi untuk kendaraan bermotor yang kugunakan sehari-hari, baik roda dua maupun roda empat. 

Ya, memang BBM Ron 92 itu semakin jamak digunakan oleh masyarakat yang beranjak mulai beralih dari jenis BBM premium. Secara teknis pertamax juga lebih berkualitas dibandingkan dengan premium.

Namun tentu saja BBM ini tetap menghasilkan polusi udara. Itu salah satu sebabnya aku menggunakan moda transportasi umum, jika tak mendesak memakai kendaraan pribadi, agar tak semakin menyumbang pencemaran udara. 

Maunya naik sepeda gowes saja ya, sehat dan ramah lingkungan. Namun di metropolitan Jakarta belum begitu ramah sarananya untuk pesepeda gowes hehee.

Nah BBM berkualitas akan memperkecil dan membatasi emisi kendaran bermotor. Emisi yang mengandung banyak zat berbahaya untuk kita dan lingkungan, seperti karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), karbon monoksida (CO), sampai volatile hydro carbon (VHC) dan sejumlah partikel lain.

Ilustrasi Tangki-tangki Pertamina di Plumpang Jakarta Utara. (Foto Rahab Ganendra)
Ilustrasi Tangki-tangki Pertamina di Plumpang Jakarta Utara. (Foto Rahab Ganendra)
Pertamina sebagai produsen BBM terus menerus berupaya menstandarisasi emisi BBM sesuai standar internasional. Standar dimana pertimbangan terhadap dampak lingkungan menjadi perhatian utama bukan hanya sekadar meningkatkan performance mesin kendaraan saja. 

Tujuannya jelas, bahwa produk BBM mampu memperkecil kadar bahan pencemar yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Ini mengingat andil kendaraan bermotor dalam menciptakan polusi udara sangat signifikan. Pertamina mencatat bahwa 70 % -- 86 % pencemaran udara di perkotaan disebabkan oleh kendaraan bermotor.

Oleh karena itulah Pertamina sebagai produsen BBM di tanah air berupaya meningkatkan kualitas BBM sesuai standar internasional, yakni standar emisi EURO. Dan produk EURO IV menjadi salah satu yang digenjot di kilang-kilang minyak miliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun