Sejak di-japri kawan food blogger tentang ajakan untuk mengikuti acara trip kulineran tradisional, pastinya aku tak menolak. Langsung ku-okein. Kalender 2017 tepat di tanggal 9 Desember pun aku lingkari dan kucoretin tulisan, "trip kuliner". Artinya di tanggal itu aku tak akan menerima ajakan acara lain. Komitmennya getu sehh. Begitu pula saat acara tanggal bergeser ke 16 Desember 2017, aku melakukan hal yang sama, lingkari angka 16 dan coretan kecil.
Trip kulineran alias traveling mengunjungi tiga tempat dalam sehari itu bagi food blogger seperti aku jelas menarik. Apalagi destinasi kulinernya itu kuliner tradisional Betawi di area ibukota. Jalan-jalan yang menyenangkan sekaligus mengusung tema kuliner tradisional yang mesti didukung. Ya, mendukung eksistensi kuliner Betawi dengan mengabadikannya melalui liputan kuliner dan menuliskannya di blog. Itu salah satu semangatku menjadi food blogger.
Ikut acara sejak pagi-pagi hingga sore, membutuhkan kesiapan fisik. Maklum saja acara membutuhkan konsentrasi seharian. Aku harus maksimal mempersiapkan diri. Siapin fisik mengikuti materi talkshow kuliner, demo masak, berjalan mengunjungi destinasi budaya, juga aktivitas foto dan rekam video yang butuh energy dan fisik prima tanpa gangguan permasalahan pegal, nyeri sendi dan gangguan badan lainnya.
Aku sudah sering ngalamin, biasanya kalau seharian beraktivitas, badan capek, badan pegal-pegal, kadang nyeri-nyeri di persendian dan bahkan sampai kram di kaki saat dinihari, terkhusus kaki sebelah kiri. Itu yang membuat aku terbangun dinihari sambil meringis-ringis lurusin kaki bermaksud meredakan kram.
Gangguan itu bukan hanya saat aktivitas saja, namun juga pasca beraktivitas seharian. Malamnya baru terasa badan 'lungkrah' alias capek dan esoknya bangun tidur badan pegal-pegal, linu-linu. Kalau lagi apes, kena keseleo dan lain-lain. Yang jelas otot rawan eror alias terganggu.
Belum lagi pundak dan punggung yang kadang nyeri karena seharian membawa beban tas punggung ataupun tas cangklong tempat kamera.
Jadi trip kulineran pertengahan Desember 2017 lalu meliputi tiga area destinasi kuliner di Jakarta, aku siapkan betul. Kesiapan fisik khususnya. Aku tak mau terjadi hal-hal tak diinginkan selama mengikuti acara bersama puluhan kawan food blogger itu. Malu kan kalau karena pegal, nyeri terus nyusahin yang lain.
Aku teringat sharing dari Mas Ryuji Utomo, pesepak bola tim nasional saat  Kompasiana nangkring bareng Geliga Krim, Rabu 4 Oktober 2017 di Hotel Akmani, Jakarta silam.
Kata Mas Ryuji sebelum bermain sepakbola menggunakan krim otot untuk mempercepat pemanasan. Jadi bukan hanya saat bermain sepak bola atau pun pas cedera saja, sebelumnya sebaiknya juga memakainya.
Itu yang aku lakukan sebelum trip kulineran. Aku oleskan di sekujur paha, betis hingga mata kaki. Saat jalan kaki, betis, paha ini menjadi penopang utama. Aku gak mau nantinya keseleo atau bahkan kram. Maklum aku termasuk orang yang jarang berolahraga. Gak setiap hari berolahraga.