Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Tulus yang Berkarat

25 April 2015   01:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:42 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14298985261553836630

***

kering terjal
purnama dahaga
malam meratap rindu pekat
di sela angin yang menitipkan pesan
berbatang-batang pada bunga-bunga bergincu

merayu
mengiba
melenguh
dan menari
semu

tulus tlah berkarat
mati dan berganti gelimang khianat
diantara pundi pundi waktu yang dirajuk kiamat
dan ditelan peraduan syahwat
duniawi bagaikan alam penantian sekarat
menunggu kapan mentari terbit di ufuk barat

sejati sisakan cerita lama
usang dirajam takdir ujian peristiwa
tak mampu berdiri diantara kokoh kaki masa
tinggalkan tanya, berharap apa?

kebaikan menjadi legenda
diantara dongeng bijak hikayat lama
noda tlah mengukir di lembah hitam
menghiasi deru laju waktu kelam

sabar tlah berbatas
di puncak tinggi yang ragu tuk dipanjat bebas
berganti dalam petak ladang subur naas
dimangsa dan memangsa, lalu lenyap tanpa bekas

*

kering terjal
purnama dahaga
malam meratap rindu pekat
di sela angin yang menitipkan pesan
berbatang-batang pada bunga-bunga bergincu

... dan berlalu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun