***
tetes air dahaga menetes antara tangkup daun berharap
bias cahaya merindu di ketiak senja tak hendak lesap
menunggu setia nafas kasih yang terhembus lelap
merengkuh asa atas penguasa takdir terang dan gelap
kaki lentik nuri menggurat pucuk daun kenanga
tubuhnya beraroma asap dupa dari kuluman angin utara
laiknya lantunkan doa
melagukan dawai asmara
di sarang rindu peraduannya
menguntai labirin kenangan
merajut asa embun embun kerinduan
akankah kembali pulang?
membawa hati tambatan sang dewi rembulan
yang abadi menerangi jiwa dan hati pengharapan
hingga pesan tak henti dilafalkan
menembus gemuruh arogan
membelah langit langit kebencian
dan arungi badai pasir rasa penyesalan
di bilik hati terdalam
satu harap terbisikan
Tuhan, jatuhi aku bintang
***
Jakarta - 5 Mei 2014
Ganendra
Sumber Gambar Ilustrasi