Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terbenam 7

17 Maret 2015   22:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:30 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14266045631500682352

***

lama
kusiram pohon-pohon berbunga belas kasih
yang dulu kutanam benih di kedalaman hati rasa
tumbuh
lalu berbunga harapan
hingga benak tak henti menanti
berbuah apakah engkau?

lama
menanti mekar kelopak waktu
di hamparan tanah-tanah sabar persemaian
yang kian lenyap di ufuk persimpangan
dan terbenam

melolong pada purnama
memecah kisi-kisi jendela timur dan barat
bertanya janji yang pernah tergores di lapuk kenangan
dan terpatri serbuk-serbuk sisa percaya
bahwa
kata adalah terbit sang mentari
bisikan adalah sabda hujan di pelupuk pagi

namun engkau perlahan terbenam
di tikungan waktu yang dulu terikrar bersama malam
lalu redup
diantara puing kata berserak

dan aku
mengukir asa yang pernah usang dalam bait puisi
yang mungkin akan terbit nanti
pada rembulan pengganti

***
Jakarta - 17 Maret 2015
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Puisi Terkait

Terbenam 6

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun