Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 201 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Siti Dewa

4 Mei 2014   04:00 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:54 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1399124979787911290

***

angin purnama menyapu rusuk kering buluh padi
awan mendung janjikan asa kosong wajah pucat petani
mengharap pada jengkal tanah kerontang menanti tak berseri
lelah tangis datang pergi ratusan musim yang berganti

nafas nafas meluruskan cakrawala
menanti rujuk air murni mata naga
menjumput jari jemari batang dupa
pada mantra dan barisan doa
dibawah dingin tatapan mata para dewa

hidup hiduplah tanah siti
beri subur tubuhmu diantara perkasa mentari
bangkitkan ruh menghidupi dari kasih para dewi
taburi cahaya kemilau di celah celah langit kaki
ciptakan embun pagi
cumbui padi tuk berisi

biarkan peluh mengucur deras Tuhan
oleh semangat jiwa jiwa berimpian
basahi siti di hamparan
dengan tetes dewi pengasih hujan
tawarkan dahaga insan
agar tunas terkembang harapan
di sepanjang musim bunga Mei bermekaran

*
dan disana
di bening telaga kuil pagoda
ujung kaki lembah cakrawala
kembang Mei bertaman surga
bermekaran hingga akhir kalpa

***

Catatan:  siti = tanah

Bogor - 3 Mei 2014


Ganendra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun