Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rembulan Penyaksi

15 Februari 2014   07:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:48 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1392399355801828956

***

haruskah kusayat putus nadi?
ataukah telan pil pemantik rasa mati
agar dirimu sudahi
meragu akan kasih cinta suci

rembulan jadi penyaksi
angin malam jadi bingkai abadi
tetes airmata hujan menjadi penyejuk hati
simbol cinta berakar tulus nurani
padamu sang bidadari
penghuni relung sanubari

kasihku bergelora tanpa henti
warnai nafas terhembuskan tiap senti
laksana edelweis sang sekar abadi
mekar semerbak mewangi
bertahta di gunung gunung cinta misteri

gelora cintaku tulus sejati
tumbuh murni atas cawan cawan dewata surgawi
laksana bintang menuntun sampan temukan jalan di lautan tepi
atau terang mercusuar memandu nahkoda selamatkan diri
takkan pernah henti meski ombak laut akan mati

khan kujunjung hormat dirimu jelita putri
bukan dengan sanjung pepesan kosong puja puji
laksana bualan dari mulut manis para politisi
kerana demi sang putri
aku mencintai setulus jiwa hati
sebesar cinta dari sang dewa mentari
yang berbagi malam pada rembulan penyaksi

***

Jakarta - 15 Februari 2014

Ganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun