***
subuh belum sempurna jatuh di kening keriput pagi
embun terpejam terbius lena dinihari
geliat redup menguak gelap kehidupan nadi
menghunjam pori pori
simbol panggilan nafas dimulai kini
menjumput selendang kusam tak bertali
satu jejak menginjak waktu
satu pijak mengukur nafas menderu
dua langkah kaki kaki meniti harapan
dua tangan memintal benang masa depan
seteguk air kesegaran kehidupan
menghapus karat masa lalu yang lenyap di pelupuk penglihatan
kibaskan pengharapan diantara pedih perjalanan
meski masa merenggut jengkal langkah
dan raga tertatih menatap ikhlas pasrah
tiada kata, enggan tuk menyerah
kaki harapan masih terayun pergi
tangan kesetiaan selalu tersenyum menyapa pagi
hembusan nafas melengkapi rapuhnya hari
guratkan nuansa indah warna pelangi
menghapus peluh peluh derita yang termaknai
oleh wibawa ruh suci hati
yang bersemayam pada semangat tiada mati
jiwa perempuan penantang subuh yang berkobar tiada henti
***
Jakarta – 5 Juni 2014
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H