Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan Penantang Subuh

6 Juni 2014   05:16 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:05 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1401980281918314940

***

subuh belum sempurna jatuh di kening keriput pagi
embun terpejam terbius lena dinihari
geliat redup menguak gelap kehidupan nadi
menghunjam pori pori
simbol panggilan nafas dimulai kini
menjumput selendang kusam tak bertali

satu jejak menginjak waktu
satu pijak mengukur nafas menderu
dua langkah kaki kaki meniti harapan
dua tangan memintal benang masa depan

seteguk air kesegaran kehidupan
menghapus karat masa lalu yang lenyap di pelupuk penglihatan
kibaskan pengharapan diantara pedih perjalanan
meski masa merenggut jengkal langkah
dan raga tertatih menatap ikhlas pasrah
tiada kata, enggan tuk menyerah

kaki harapan masih terayun pergi
tangan kesetiaan selalu tersenyum menyapa pagi
hembusan nafas melengkapi rapuhnya hari
guratkan nuansa indah warna pelangi
menghapus peluh peluh derita yang termaknai
oleh wibawa ruh suci hati
yang bersemayam pada semangat tiada mati
jiwa perempuan penantang subuh yang berkobar tiada henti

***
Jakarta – 5 Juni 2014

@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun