***
koloni pasir merajut terik diantara kepedihan rasa
awan mega murung dalam tangisan duka
hembusan dewa angin terhenyak akan lakon nestapa
pada nafas rantau yang terancam pancung arabia
harapan?
lama mati karam di lautan
saat nyali tergerus virus kesendirian
pupuskan impian yang pernah dilafalkan
di negeri khayalan seberang lautan
impian?
pernah tergantung di kubah kubah kerajaaan
indah kristal mimpi laksana oase samudera pasir daratan
runtuhkan tembok penderitaan atas pilihan
kala negeri kelahiran renggut ruang kehidupan
yang semestinya menjamin hak kemanusiaan
senandung nyanyian impian lenyap sudah
terganti lagu lagu pilu padamu satinah
merenggut nasib yang tlah diperjuangkan sekian lama
menghitung detik detik hukuman bergulir masa
satinah nama
wanita warga di seberang samudera
menunggu nafas ditakdirkan sementara
pada pancung yang akan diterima
apakah takdir tak pernah adil?
pada mereka warga kecil
maafkan
dari kami pemimpin negera
yang hati terpenjara tak kenal saudara rasa
karena bangsa tak cukup berjaya
harga diri yang dulu ada, kini entah dimana
hingga terlalu miskin untuk tebus diat dana
dan terlalu kaya tuk digerogoti koruptor nan merajalela
padamu satinah, tumbuhkan harapan
untukmu doa doa tak lelah terpanjatkan
dari kami saudara yang sedikit mempedulikan
berharap cahaya terang ditakdirkan
padamu, pada kita, pada saudara terampunkan
atas jalan nasib yang dilapangkan
***
"SAVE SATINAH"
Satinah asal Semarang, seorang tenaga kerja wanita di Arab Saudi
divonis hukuman mati dan akan dilakukan dengan cara Pancung pada 3 April 2014 mendatang !!
Satinah bisa dibebaskan dari vonis hukuman mati, apabila sanggup membayar uang diat (denda) senilai Rp 21 miliar. Saat ini merebak gerakan moral selamatkan Satinah, "Save Satinah," dengan berupaya mengumpulkan dana.