***
urat tegar alang alang di padang gersang
menepis gundah bertahan diterjang badai
mencoba berdiri
ditopang kokoh kaki waktu yang acuh berlalu
berpondasi usang lelah perjalanan
menahan tangis terik berganti dingin kelam
jelang senja
menanti teduh naungan willows bunga bermekaran
tempat beristirahat menyandarkan kepala
meski hanya sejenak
tuk mengingat seraut wajah disana
pembangkit laju kerak nafas
di lembar serat jiwa
perantau
mengejar mimpi mimpi penggoda itu
akan sebuah dunia baru
taman indah berlapis beludru
berpayung rumah megah berbatu
nafas kian terhimpit waktu
jejak jejak kaki membelah tanah baru
yang arogan tanpa pandang bulu
bagi pendatang berbekal tekad sepotong jalu
sayang, tak seperti tanah kampung dulu
perantau
rajakaya memanggilmu
tuk gembalakan ke padang rumput hijau
subur sawah terbentang luas menunggumu
tuk kau belai dengan bajak perkasa kerbau
benih padi tanaman menantimu
tuk disemaikan dengan segenap hati ikhlasmu
sudah tiba detik itu
untuk dirimu bangkit melaju
berpeluk sang ibu
di tanah pertiwimu dulu
bangun kampung kelahiranmu
tempat tawamu berkumandang setiap waktu
dahulu
***
Jakarta - 23 Mei 2014
@rahabganendra