*
entah seberapa banyak kaki-kaki ini menyepak waktu
bertumpuk menggunung di keranjang lampau
tertinggal, kutinggal
pedih dan tawa
lalu usang
berganti lembaran mendatang
guratan waktu lekat
meski terang bak langit Derawan
kadang itu terasa sampah
meski menggoda bak pelangi awan
toh akan lesap ditelan mendung bergundah
tak akan terelak oleh kata
dewasa!
dan aku berani menguburkan rumah-rumah lalu
aku berani mencari rumah-rumah baru
aku lantang berdiri
meski aku selalu bermimpi
pada satu hari, kenapa berganti
aku suka lupa mengidentifikasikannya
atau bahkan menghitungnya
sengaja
buat apa?
hari ini, haruskah ku sumpahi matahari yang tak punya malu
pada hangat yang mengguyur sumbang mengolokku
pada senyum pandirnya yang menuju kelopak mataku
mengacak-acak tawa kemarin di benak yang enggan berlalu
hari ini pula takdir berulang
menghitung hidup terbilang
mencatat waktu kelahiran
mengambil ruang-ruang nafas pinjaman
dan matahari tak peduli
bersikukuh berdiri
di balik kisi-kisi jendela waktu abadi
yang berharap tak dibenci
karena mengantarkan milikku, hari ini
***
“Happy Birtday Conni Aruan”
Jakarta – 26 Januari 2016
@rahabganendra