Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merapuh

20 Desember 2015   19:59 Diperbarui: 20 Desember 2015   20:42 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber: http://www.cepagallery.org/wp-content/uploads/2015/08/CEPA-Gallery-Halpern-Parloto-Candle.jpg"][/caption]rumah
rumahku
rumahmu

jalan
jalanku
jalanmu

matahari membuka pintu
matahari barat menuju

derai, berderailah air, air kelahiran mengalir bersama angin timur penciptaan
jatuh, berjatuhan hati yang tergores buah-buah hitam kemuraman
kita yang terpuruk benak kealpaan
kita yang terbuang rasa ke limbah keduniawian

matahari menutup halaman membisu
matahari menuju barat lalu

redup
meredup
timur menuju barat

tergelincir di perjalanan menuju
rumahku
rumahmu

masih seberapa lama
seberapa jauh iman ditempuh
seberapa banyak karma terjelma dari cinta-cinta yang merapuh
seberapa tinggi, hati layak bersauh di barat jauh
menanggalkan neraka-neraka lalim
menuju barat, taman-taman ar rahiim

jalan
jalanku
jalanmu

matahari membuka pintu
matahari barat menuju

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun