Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 201 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membongkar Jerami, Memburu Jarum Generasi Emas Calon Pemimpin Negeri

25 April 2014   12:11 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:13 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_321285" align="aligncenter" width="620" caption="Acara Nangkring Kompasiana Bareng Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Sabtu 12 april 2014. (foto Ganendra)"][/caption]

Mengikuti acara Nangkring Kompasiana Bareng Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang digagas Kompasiana memberikan wawasan dan informasi baru soal dunia pendidikan menyangkut dana beasiswa dan seluk beluknya. Apresiasi patut disematkan pada program LPDP ini yang mencanangkan tujuan mulia mempercepat tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas untuk menjadi pemimpin masa depan Indonesia yang berkontribusi bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Mencari dan memberikan kesempatan bagi generasi bangsa untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat lebih tinggi, melalui ragam beasiswa dengan aneka sasaran. Mencetak generasi terbaik untuk menjadi pewaris keberlangsungan negeri dengan kualitas yang mumpuni dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sekian ratus juta generasi dari total penduduk di negeri ini berkesempatan menjadi tulang punggung negeri melalui program LPDP yang meliputi beasiswa, pendanaan riset, pengelolaan dana. Bagaikan memburu jarum emas ditumpukan jerami pelosok negeri, program ini sangat tepat untuk membuka peluang seluruh warga negara yang memenuhi syarat tanpa terkecuali, melanjutkan pendidikan tingginya.

Banyak informasi seputar program beasiswa LPDP dari acara nangkring yang digelar pada Sabtu, 12 April 2014 di Kantor Pusat LPDP Gedung AA. Maramis II, Jl. Lapangan Banteng Timur No. 1 Jakarta. Bersama 50 kompasianer yang telah mendaftar sebelumnya, saya berkesempatan mengikuti kupas tuntas soal program beasiswa LPDP dari pemerintah ini. Secara pribadi informasi seputar seluk beluk LPDP berkaitan dengan bidang pendidikan ini menarik buat saya. Saya pikir akan bermanfaat, jika bukan untuk saya, mungkin bisa saya sharingkan dengan teman-teman dan lingkungan, kerabat saya, terkait dengan kelanjutan studi. Kita tak pernah tahu, mungkin mereka menjadi bagian dari jarum emas yang menjadi generasi emas harapan negeri.

Harapan diatas bukanlah muluk, mengingat bahwa negeri kita memiliki sumber daya alam terpenting yang harus diolah dan dikelola dengan baik oleh anak bangsa. Seperti dipaparkan Agung Sudaryono, selaku Kepala Divisi Pengembangan Dana Kelolaan LPDP, ada 4 sumber daya alam itu yakni, hasil panas bumi nomor satu di dunia, penghasil batubara nomor satu di dunia, pengekspor Kakao nomor satu di dunia dan penghasil timah nomor dua di dunia. Sementara dari sisi ekonomi, saat ini Indonesia menempati posisi ke 16 ekonomi dunia, dan diperkirakan akan menempati posisi ke 7 pada 2030 mendatang. Memasuki tahun emas kemerdekaannya Indonesia akan menjadi negara berpendapatan tinggi sekitar $ 46.900 per kapita.

[caption id="attachment_321286" align="aligncenter" width="620" caption="Seorang peserta mengajukan pertanyaan soal beasiswa. (foto Ganendra)"]

[/caption]

Fakta lain menyangkut perbandingan jumlah S3 di Indonesia relatif sedikit. apabila dibandingkan dengan Malaysia saja masih jauh tertinggal. Data mencatat, saat ini jumlah S3 per 1 juta penduduk Indonesia ada sekitar 143 orang sedangkan Malaysia 509 orang. Jumlah S3 untuk disiplin ilmu TSP ( Teknik, Sains dan Pertanian ) Indonesia juga relatif kecil dibanding negara lain. Faktor-faktor di atas menjadi penunjang fakta potensi tahun emas di masa mendatang pada 2045 yang bakal bisa diwujudkan.

Bervisi kuat dan meraih misi di atas, program LPDP beroperasi mencakup tiga hal, yakni beasiswa, pendanaan riset, dan pengelolaan dana. Soal beasiswa, meliputi Beasiswa Magister dan Doktor, Beasiswa Tesis dan Disertasi, Beasiswa Afirmasi, dan Presidential Scholarship. Tentu saja seluruh peminat harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Seperti yang dipaparkan Ibu Ratna Prabandari, selaku Kepala Divisi Evaluasi Penyaluran Dana LPDP, saat acara Nangkring bahwa pemberian beasiswa reguler sangat selektif. Hal itu mengingat misi LPDP yang berkomitmen menjadi lembaga pengelolaan dana terbaik di tingkat regional. Detail soal pendaftaran online, macam-macam program beasiswa LPDP bisa dilihat di laman LPDP www.lpdp.depkeu.go.id.

Soal pendanaan riset, dalam rangka bertanggungjawab dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta pelestarian budaya dan pengembangan sumber daya manusia, LPDP turut mengelola pendanaan Riset Pembangunan Indonesia. Sebagai salah satu bentuk pendanaan Riset Pembangunan Indonesia adalah Bantuan Dana Riset Inovatif Produktif (RISPRO). Jadi siapapun bisa mengajukan proposal riset untuk diproses LPDP. Selengkapnya bisa dibaca disini.

Soal pengelolaan dana LPDP bersumber utama APBN, hibah dan sumber lainnya. Dana abadi yang disisihkan dari APBN sebesar Rp 15,6 triliun. Sedangkan dana yang telah ‘menetas' tahun 2014 sekitar Rp 1,4 triliun untuk mendanai ribuan penerima bea siswa. Menurut Bu Ratna, dana yang dipergunakan adalah dana bunga. Sementara dana abadi tidak diotak atik.

Patut dicatat adalah khusus untuk program beasiswa Garuda 2045: "Indonesia Presidential Scholarship" yang merupakan program beasiswa magister dan doktor yang diinisiasi oleh pemerintah Indonesia. Program yang dikelola oleh LPDP bekerjasama dengan pihak Kepresidenan RI untuk menempuh studi pada perguruan tinggi terbaik di dunia. Program ini bertujuan menyiapkan generasi emas Indonesia melalui SDM yang berkualitas baik sebagai pemimpin maupun ilmuwan di berbagai bidang dalam rangka menyiapkan Indonesia negara yang maju pada 100 tahun kemerdekaan RI pada tahun 2045.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun