butiran malam menjelang jatuh satu satu belaian parasnya dingin menyusup menyapu merangkak perlahan beriring dawai deru sang bayu tajam hawanya menusuk diantara kipas daun semak perdu bergulirlah dunia separuh dimensi waktu atas naungan dewi malam sendu
*
anakku bangunlah dirimu nyalakan lampu lentera yang setia temanimu saat belajar pada hidup sekitarmu gali sedalam engkau mau serap segala ilmu tuk bekal kelak harimu
belajarlah generasiku buka cahaya hati tuk penuntunmu pembimbing akal bijak dan nurani kalbu kaislah buku berilmu selagi terhampar waktu bersemangat selalu sampai batas tempuh dirimu mampu
usah pikir nasib duka lara beratap kolong jembatan jalan raya hirau ratap kondisi yang tak berpihak pada semua orang di takdir jalur berbeda namun kita punya hak yang sama ilmu untuk siapa saja yang giat berusaha di negeri penuh warna ragam putera manusia
anakku, dirimu punya masa ingatlah bahwa hangat sang bagaskara adalah hak siapa saja tuk dinikmati segala makhlukNya adil tanpa pilih kasih miskin ataupun kaya
* bergulirlah hingga barisan hari menggilas jatah usia pada asa akan gurat hidup anak manusia laksana semerbak wangi aroma bunga di pagi bersahaja dan riuh merdu burung nuri menguntai kicau nada jelang hari bermula penuh suka cita sambut mentari pagi dalam geliat hangatnya untuk masa depan dalam sungging ceria
* GanendraX - 22112013
Sumber gambar: http://lh5.ggpht.com/Rg9n68BuGxdXMS0bouoxpBgm_62vx-u2cgGXjFfGG4XEdy2fFwtViWPFAY42pgNJoPIrHSIslYljATbklj0zg4mgdwc
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H