Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Langit Retak

10 Januari 2014   01:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:58 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13892932431672157059

pada semi yang menanti musim gugur pada hati yang mendamba untaian syukur kala insan hilang pegangan bercampur baur hingga urung rengkuh cahaya yang lenyap hancur

pada malam ajang para pemuja kegelapan berambisi bersaing dalam riang kekejaman keyakinan menjelma prinsip dalam iblis kejahatan terang cahaya, redup berselimut kelam peradaban

terbahak unjuk gigi pada moral tak terpuji merusak segala luhur tradisi budaya marut dekadensi lenyap niat baik hati musnahlah nurani atap langit meretak kini menangis tanah bumi

kapankah celah langit terbuka? dan membakar tanah luas limbah dosa menggulung gelap di sarang hitam persembunyiannya hingga sirna, musnah tak bersisa

senyum senyumlah langit semua makhluk riang terbangun

senyum senyumlah langit kesadaran segala makhluk merengkuh simpul harapan

* 10 Januari 2014 I 01.30 WIB

GanendraX

Sumber Gambar

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun