Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lampu Dito

25 Desember 2014   16:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:28 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14194762121928903090

****


Christin meringkuk nyaman di pelukan mamanya. Mata kecilnya, sayu menatap lampu-lampu gemerlap di ruang tamu. Sebuah pohon berhias menyambut hari suci. Tak ada kata dan kalimat terucap beberapa saat. Bibir mungilnya tersenyum diantara mata yang berkaca-kaca.


"Papa gimana disana Ma," kalimat itu meluncur lirih dari bibir anak 8 tahun itu.


Mamanya tersenyum, tanpa menjawab. Ia mengecup dahi putri semata wayangnya itu. Putri yang dirawat sendirian sejak suaminya meninggal 3 tahun silam. Dia bersyukur, meski dalam kondisi pas-pas-an, putrinya sangat memahaminya. Tak banyak menuntut dan sayang padanya.


Tanpa jawaban mamanya, Christin mengerti. Ingatannya menerawang kejadian siang tadi.


***


"Apa ini, Dito?"


"Untukmu Chris," jawab Dito teman sebangkunya.


Bungkusan kecil itu bersampul kertas putih. Tak cukup rapi. Christin tahu, pasti Dito sendiri yang membungkusnya. Tak ada tulisan lain selain, "Buat Christin". Christin semakin penasaran soal isinya. Dito hanya tersenyum saat ditanya.


"Ayo pulang," ajak Dito.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun