***
mengerjap nafas melaju
seperi kemarin yang berdendang berlalu
di kening hari yang mengusap kerut fajar temaram
dan di punggung senja yang kian redup si penjaga pintu malam
lalu pagi datang, kembali
seperti hari ini
barisan nafas di bayang dedaunan padang hidup
menghitung seberapa banyak berkah yang tlah tercurahkan
oleh mentari sang raja pagi
yang menabur cahaya terang berlapis rejeki
tapi
tidak
berkah itu tak terhitung jumlah
menyadari saja adalah anugerah tak kalah indah
ada sang tangan semesta
pengatur hidup Maha Sempurna
diantara rajam pedang waktu
diantara senyum di titian hidup laku
nyanyikan sahaja lagu-lagu puji dan puja
lafalkanlah doa-doa sakral di pintu-Nya yang terbuka
dan membawa ayunan langkah hidup kaki-kaki perkasa
meniti jalan di sepanjang nafas suka maupun dera
lama pagi tak berembun
tapi tidak di pagi ini
***
Bogor - 4 Mei 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi