Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Traveler Madyanger Fiksianer #MuseumLover

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger #MuseumLover email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Kelud Meradang

14 Februari 2014   01:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:51 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13923148111847183225

***

angin malam tak lagi dingin menyapu badan negeri timur
derunya mematahkan sinar rembulan malam yang bertafakur
tangisan makhluk makhluk terbata bangkitkan kaki kaki tersungkur
batang batang jiwa pedih terajam hati diterjang dentuman guntur

malam panasmu
bintang menjauh dariku
daun layu
pada lereng lereng pilu

atas murka amarah
dari diam manismu yang usai sudah
seiring gemuruh menggoncang gunung tanah
muntahkan lahar dari danau kawah
yang dulu cantik bersolek indah
nan anggun menaungi seantero wilayah

Kelud nan asri
gelegar puncakmu ciutkan nyali
guncangkan hati saudara kami satu negeri
berbondong cemas pucat pasi
berlari
lari
berlindung tuk selamatkan diri
dari sosokmu yang sedang meradang erupsi

bermandi keringat ketakutan
anak anak berkalang deras jerit tangisan
atas hati yang dilanda kecemasan
pada hardikmu dalam letusan
pada bayang bayang pilu ancaman
oleh pekat parasmu diantara abu hitam kepulan

jika murkamu adalah ujian
yang dititahkan penguasa alam ciptaan
mohonkan segala ampunan
redakan
redamkan
lahar panas membakar harapan
hentikan lava termuntahkan
selamatkan para saudara atas tumbal korban
yang tlah menanggung derita tak tertahankan

padamu Tuhan
seru sekalian alam semesta peradaban
biarlah kami belajar pada setiap kejadian
hikmah menjadi pelajaran
pada kami yang tlah melupakan
atas segala berkahMu yang dilimpahkan

***

Pray for Kediri, Malang, Blitar dan Kota Sekitarnya atas Erupsi Gunung Kelud

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun