Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Ingkar Datang (2)

25 Maret 2016   01:28 Diperbarui: 25 Maret 2016   04:47 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="Ilustrasi foto Ganendra"][/caption]

kaki-kaki itu berhenti
di bongkahan waktu yang enggan dimiliki
lelah, bertanya pada kering hati  
di ujung rasa yang hampir mati 

pergi, pergilah pergi
dengan kata yang tak akan kembali
harapan terbunuh berucap janji
tak seperti madu hujan bulan juni* 
yang lama mengering diiris senyap setajam belati 

anjak lalu
beranjaklah dan berlalu
ranah-ranah mengelam dan sunyi tlah bersandar menunggu
“aku tak akan menari di waktu selanjut,” rintik rinai
memadamkan api-api rembulan badai
tak percaya
menanti jelang
pada hujan yang ingkar datang

sudah,
berangkatlah ke peraduan
lalu mimpikan matahari yang menanti
di hujan mimpi
dunia surgawi yang terkadang hadirkan benci

seperti,
hujan yang ingkar datang
"engkau mengering dilupakan"

***
hujan bulan juni* kutipan puisi Sapardi DD

Jakarta – 25 Maret 2015

@rahabganendra

Ilustrasi Dokpri

Baca: Hujan Ingkar Datang (1)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun