Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gunung

11 Desember 2014   07:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:33 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14182270871162537745

***
air kehidupan mengalir dari puncak keibuan
segarkan nafas di rengkuhan lengan nun kejauhan
basuh jiwanya dalam wangi aroma edelwise abadi
sejukkan hati oleh gulir air di dedauanan pucuk cemara

lembah
terpekur pada pagi yang kehilangan embun
gunung ngarai
hantarkan batu keringat angin bermaklumat badai
marah
tidaklah marah
hanya naga api yang terusik lelap tidur

kala hamparan hijau menjadi gersang lahan
kala hujan tak lagi bisa bercengkerama di rimbun dahan
kala satwa gerah kepanasan tiada lagi keteduhan
ulah tangan tangan rakus pengeksploitasi hutan gunung perawan

*

hujan tlah ditelan november kemarin
tapi dia akan setia datang
dan sajikan tarian dansa tiap tetesnya
di puncak gunung yang merah oleh api
dan di lembah dingin berwajah sunyi
kembalikan parasmu lagi
gunung hijau penyangga langit bumi

***

Jakarta - 11 Desember 2014
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun