***
percikan tanah melumuri sepatu
bertahta lukisan kupu-kupu di baris benang-benang kain biru
engkau menunduk diantara detak irama rinai yang menyapu
saat fajar di jalan setapak pinggiran ibukota itu
sepagi ini mentari meringkuk di peraduannya
dan pelangi pulas di singgasananya
tapi
jemarinya rindu
pada parasmu, merah putih itu
yang mendekap buku-buku
dan menari-nari di kelokan ujung berbatu
katamu
cemas pada kaki-kaki mendung
rindu pada balerina kecil di genangan tanah penghujan
dan desir angin yang mengurai dua kuncir kuda di kejauhan
dia yang bercahaya
seperti lampu-lampu kota
seperti bintang di angkasa dan purnama
yang tersenyum pada malam
dan riang
meski air menggenangi sekolah, rumah dan taman surga bermainnya
dia setia berlari diantara gerimis membawa bait impian belia
di jalan setapak pinggiran ibukota
***
Jakarta - 11 Februari 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H