Rahab Ganendra No. 007
Mimpi bunga tidur. Kembang-kembang indah di ribuan cahaya berjarak. Nun. Adalah kekuatan maha, laksana bulan yang terbenam di pangkuan kita. Rajut mimpimu meski hanya dengan tidur. Itu kata-kata ibuku ketika membujukku untuk segera lelap. Saat gelap tlah membenamkan matahari yang tlah menunaikan tugasnya, dan ikhlas digantikan purnama, kekasih yang tak pernah dijumpainya.
Dalam mimpi kita bisa menoreh, mencorat-coret sepuas-puas keinginan. Melampiaskan segala harap yang terkadang tangan seberapa panjang pun tak bakal mampu menggapai. Mimpi seperti dongeng yang sedemikian simple. Membuat dunia bak lembaran kulit-kulit kayu muda yang segar untuk dilukis. Bak kulit-kulit tebal kayu tua yang legam berwibawa untuk dipahat.
Semudah itukah?
Tentu tidak. Kita harus terbang tanpa sayap jika itu di bulan. Kita mesti menyelam tanpa syarat jika itu di kedalaman samudera.
Tlah kuraih mimpi. Pada jemari keriput tua yang hadirkan cinta tanpa alasan, tanpa pamrih, tanpa pertimbangan. Menyusuiku saat dahaga, membenamkan kepalaku pada ketiak teduhnya. Cinta Ibu, tempat menorehkan segala catatan surga. Sejak belia hingga nafas terbawa waktu saat ini. Satu mimpi tlah menjelma dan kumiliki. Lalu mimpi berikutnya sudah kumulai. Kamu. Segala rasa hatiku tlah bergegas. Tanpa sayap, aku siap terbang, tanpa syarat aku siap menyelam, menjenguk hatimu. Dan saat pintu terbuka, aku bermimpi bermukim selamanya disana.
Jakarta 6 Juli 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi Desain dokpri
Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community dengan judul : Inilah Hasil Karya Peserta Event Fiksi Fantasi
Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H