Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Embun Dahaga

16 September 2014   06:28 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:34 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14107984602107989995

***

merekah cahaya diantara perdu bawah kamboja
menari riang kunang kunang di celah kurva pagoda
bersulam siluet keremangan tinggalkan marun senja
menanti dewa malam bersulang dewi purnama

terpekur rembulan di kerangka guci penidur
menanti laju biduk angin hantarkan secawan anggur
hingga sisa gerimis menyisakan dingin menusuk kerangka
sampaikan bayangan waktu diantara harapan segenggam kembang rasa

terbang meniti awan terang di tubuh langit
menguntit deru angin membelah samudera waktu
mengembara dari pangkal pelangi hingga ujung cakrawala
menghantarkan kasih ke muara istana surga

aku mencari masihkah ada
aku bermimpi masihkah terjaga
aku berharap ingin mengupas dahaga
aku percaya bulir wangi bunga masih tersisa

bertengadah kulihat terang ratu cahaya
bertunduk dahaga seteguk mata air cinta
menatap redup selongsong lentera
dibalik lipatan bait kenangan masa

kusiangi benih yang terpatri
kubawa emas embun pagi
kurangkai bunga badai matahari
dalam seikat nafas taman surgawi

***
Jakarta - 15 September 2014
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun