Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bola Hitam Demokrasi

4 Juli 2014   21:04 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:29 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14044573791238793683

***

melambungkan hati sang jagoan raja
menghempas hati para pendukung idola
memantulkan impian cita cita
menyusur tanah tanah negeri merdeka

demokrasi ala sepakbola
berlaga di lapangan hijau pesta suara
atas beda posisi satu tujuan sarangkan coblosan bola
setengah mati demi sang junjungan calonnya
di garis perlawanan satu tujuan kursi tahta

bola demokrasi
bergulir kian kemari
antara kaki kaki para politisi
mengecoh lawan
mengeksekusi tendangan
matikan gerakan
hingga tercipta gol impian

permainan menyengat panas membara
hingga terlupa akan lawan sanak saudara
tekel kaki lantang atas fitnah caci maki
dribel bola suara mendulang suara ambisi

kartu kuning ditebarkan
jika perlu kartu merah dikeluarkan
namun tiupan peluit tak kunjung beraksi
sang wasit pesta kehilangan tanduk taji
bola hitam demokrasi liar hunjam kian kemari
bentrok sana dan sini makin tak terkendali
merusak tatanan santun sosial negeri
hukum aturan tak berdaya kini
rakyat hanya bisa menanti

siapa sang peniup peluit kini?

***

Jakarta - 4 Juli 2014
@rahabganendra

Sumber Desain Gambar Ilustrasi 1 dan 2

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun