menyimak buku-buku malam
yang tak penat menghitung kerlip kunang-kunang
melarung kepedihan dalam setiap rona berparas temaram
setia menunggu tebaran nyala dian yang berwarna telanjang
mengisahkan kelam
di setiap sudut kedalaman terkenang
barangkali muara akan dilalui terang cahaya sempurna
pada pagi aku akan menanti janjikan warna
dan jika tidak
aku akan menunggu kaki senja yang mungkin memberikan harapan ada
setelahnya
meski hanya butiran sisa-sisa
lalu aku akan belajar pada waktu
yang tak pernah ragu
melaju meninggalkan masa silam lalu                                                  Â
lahir dan gagah berlalu menepis segala belenggu
jua aku akan belajar pada matahari
yang tulus terbit di pagi dini
meski hujan badai menyapu bumi
tetap hangat teguh memberi
dan aku akan belajar pada muara
yang menghanyutkan luka dera pada sisir hilir nun disana
setiap detak masa
tanpa kata
tanpa tanya
tanpa resah rasa
membuka satu lembaran asa
sekotak impian kita yang lama terajut ada
***
Jakarta – 28 Agustus 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H