“apalah aku … “
cukup, cukup kau semestinya menjadi badai gelombang mengkaramkan masa lalu
merobek-robek catatan kelam di kenangan usang itu
habisi saja semua dan larilah berlalu
“tapi jika aku..”
sudah, kubur sudah nama-nama itu
tancapkan nisan-nisan tanpa huruf pengenal
jangan membutku tersedak
dan mati mendadak
sebelum tubuh mewangi di impian semerbak
“manakala aku….”
cukup sudah, tidakkah kau tau, tetaplah menjadi masa depan
tunggulah di jendela waktu
jangan pernah bosan, dan membuatku berserapah dengan nyali gerah
***
Jakarta 9 Oktober 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H