Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bendera

17 Agustus 2024   04:32 Diperbarui: 17 Agustus 2024   04:46 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bendera. Sumber kompas.com

 

dedaunan kering di sapu ranggas terik
melayang-layang tak tentu arah
terbang mengikuti kehendak angin

tersadar,
sang kemarau telah menjemput musim
penghujan telah berlalu pergi
gugur telah mengganti hijau daun semi

dia selalu belajar
pada kibaran di puncak tiang
yang tak menyerah di sapu angin zaman

meski lusuh dimangsa waktu
meski kuyub diterpa hujan
meski kusam ditelan putaran roda musim

jejak-jejaknya tak pernah hilang terhapus
selalu tertinggal tapak yang membekas
di jalan kenangan berbatu
pada pematang rindu yang basah
hingga ngarai kalbu yang teramat dalam

dia ...
tak kan pernah lupa
pada janjinya untuk tegak berkibar pada setiap musim

dia ....
tak kan pernah ingkar
pada sumpah api setia sedarah dan sejiwa

dia ....
tak kan pernah lalai
pada tugasnya sebagai tonggak pengingat warisan kedaulatan mulia

dia ....
selalu siaga
meski wajah heroiknya terkadang bermuram durja

kala didera derai airmata anak bangsa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun