Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Doa Tercecer

22 Maret 2016   00:16 Diperbarui: 22 Maret 2016   00:25 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Puisi:  Doa Tercecer"][/caption]ada
raksasa
berkilat taring tajam
menyelam ke dalam sanubari bumi
memangsa humus yang mencerna kepercayaan
memaki cahaya
merongrong suci, suburkan radang-radang rapuh kebaikan 

ada  
api di ujung mulut
panas tanpa terang
membara menjilat relung hidup
menyulap derita
palsu

ada
darah-darah
berminyak
hanyutkan firman
menghitam
menuju nisan pemakaman

ada
larik-larik doa
pekat mendung
was was
berserak tercecer
entah di organ yang mana

ada
ada apa lagi?

ada
kenali diri?

***
Jakarta 21 Maret 2016
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun