malam memburu pagi
terengah mencari-cari
“aku kehilangan, kamukah pencuri subuh?”
saat terpejam di kian gelap
yang ditinggalkan rembulan berputus asa pada awan-awan hitam
selimut langit tentu tak cukup bukan?
ini bukan sebentar
seperti kilat yang menyambar
dan sudah
pun pada hangat yang berlalu, dingin
saat malam beringsut menahan rasa lama
dan saga di ujung timur bumi membuat gulana
terbitkan kosong
hadirkan sepi
kabut menghalang lalu menyuap sunyi
“pagi, dimana hati, engkaukah yang membawa mengembara pergi?” rintih malam
***
Jakarta – 11 Oktober 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H