Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Secangkir Takdir Pertemuan

21 Mei 2015   02:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:46 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

bulan tlah berganti
berkalang masa yang menjauh berlari
tersemat hujan di kaki-kaki hari
pada rindu yang berpulang dini
pada urung berberat hati

mengingatmu di jalan pergi
di sela hujan yang menangisi pelangi
di antara akar kasih yang menjalari
demi
angan yang menggapai mimpi
demi
setia yang enggan bernisan mati

merajut ikrar mulia
dibawah rindang bunga-bunga percaya
yang terpatri di benak memori masa
berlalu, tiada sirna

meranggas, lalu bertunas
berguguran, lalu semi berparas

pada kemarau yang menguji
pada hujan yang menyayat bumi

sekuntum plum berbunga saga
menunggu di ujung peristiwa
dalam setuang cangkir asa
takdir pertemuan tiada noda

***
Jakarta - 21 Mei 2015
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun