Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Mei

19 Mei 2015   23:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:48 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

derap-derap nyanyian membakar jiwa
di atas awan langit berunjuk pesta
bernyanyi tentang lagu-lagu anarkhi
selamatkan tegak bendera negeri

lantang bernyanyi mengerang di terik jerang
melangkah membara di alur yang kian pincang
bertahan di debu-debu arogansi
ataukah melawan lalu dan berlari

atas nama kebenaran diserukan
demi keadilan segala tersumpahkan
sementara pesan-pesan hedonis bertaburan
bak perempuan molek di ranjang kegelapan

lalu
masihkah lagumu senandungkan rintihan beras petani
yang mahal menghidupi tak tertelan perut sendiri
ataukah tentang lorong nafsu partai ambisi
oleh hausnya kantong-kantong kekuasaan tradisi

lalu
masihkah tembangmu tentang nafas terpuruk jelata
yang berkalang tahunan mimpi akan bualan sejahtera
ataukah tentang lalim para dalang mafia
yang menjual segala demi ambisi berkuasa

lalu
masihkah nada-nadamu tentang negeri yang berjaya
yang lama terkoyak dan meratap akan kebangkitan bangsa
ataukah tentang adu perebutan tanah-tanah kuasa
yang mengalirkan darah saudara di negeri tercinta

dan suara-suara parau
terdengar sayup-sayup
di ujung jalanan aspal
berkicau tentang memori jantan
mei tujuh belas tahun silam

***

Jakarta - 19 Mei 2015
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun