Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Pedih

29 April 2015   22:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:32 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

daun berguguran di semak belukar
tangkainya belumlah keriput
dia mampu kokoh mesti gemetar digelitik angin
dan menopang sang bunga yang belumlah berkelopak layu

gurat keringnya berbisik perlahan seakan takut didengar kupu-kupu
atau mungkin sang kumbang
tiada lagi sembab yang tlah usang dihapus cahaya perak pantulan telaga

"aku lama menunggumu, aku menanti mekarmu!"

"hai,"

kelopak menyahut seraya jemari putiknya menantang matahari

"tak ingatkah aku lahir diantara tubuhmu?"

ah, tangkai itu bernafas berat
cahaya redup lengah dan tertutup lembaran daun hijau yang belum menguning
dan mungkin akan gugur setelahnya, entah di musim kemarau kering
ataukah saat hujan meludah berkepanjangan

peduli apa,
tangkai itu suatu saat akan gugur
bersama bisikan putik bunga yang ditopangnya setia

"aku sahabatmu"
"aku muhrimmu"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun