***
untuk gelap yang pernah terlalui
di lorong-lorong suram
kusut
antara nisan-nisan peristiwa
yang mengikuti di kurun langkah kaki waktu
dan menghapus bayangan itu
untuk terang yang kau cari
seberapa banyak sajak bumi bertabur kebaikan
seberapa lembut gelap kau sisihkan
antara hitam duniawi
dan mimpi-mimpi surgawi
untuk dunia yang menguji
seberapa tahan diantara badai perih dera
teguh berpijak di atas tahta mulia
seberapa sadar diantara gebyar kemewahan
tak tergoyah api-api pengusik hati
untuk sakaratul maut yang entah kapan menjemput nanti
terang ataukah gelap
malam ataukah terik
ada di tiang-tiang lampu cahaya hati
seberapa banyak menyala, dahulu
saat meniti jalan kembalinya, Nya
***
Jakarta - 18 April 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H