Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Tertinggal Sunyi

13 April 2015   23:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:08 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

sebuah daun ungu
yang bertebaran di pelataran hati
dahulu
mendekap kisah benang-benang merah
kala berjanji dalam rengkuhan rembulan dewi
di bawah rasi bintang penyaksi

lama kupungut
kenangan yang menari
dan semburat mimpi yang terajut
terlukis paras hati
padamu yang pernah kujanjikan kerlip bintang beranda
padamu yang pernah kutautkan jari jemari sumpah
padamu yang pernah suci di cincin altar terang
hanya padamu
padamu

sekarang angin tak lagi membawa aroma bunga
yang dulu senantiasa mewangi menyapa pagi di garis fajarnya
biduk tlah senyap
tiada bertumbuh taman surgawi
tiada lantunan bait-bait puisi
pun syair-syair pecinta hati
dan tertinggal sunyi

kini
sebuah daun ungu
bertangkai duri berpucuk kembang merah sedang merindu
padamu yang memeluk kekal
tenang
di persemayaman
abadi

***

Jakarta - 13 April 2015

@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun