***
jemari penariku mengukir angin selepas senja
tiada sembab yang mewarnai sehari waktu yang terisak
tak lelah gemulai waktu kudendangkan dengan tubuh basahku
aku yang lestari
aku yang merajut seni
menghitung harapan di ranjang waktu
semaikan benih asa yang tergores di papirus dulu
aku adalah bayangan Sinta di raut bercahaya
yang ceritakan kisah-kisah pilu maupun suka
dan lantunkan pesan budi segala bahasa
di kisah cinta Ramayana
dan drama para hamba legenda
“aku sang putri panggung”
ingatkah engkau tentang kisah bijak hikayat lama?
atau kamaratih kamajaya yang melegenda?
yang terseok menyusuri telanjang masa
mematung di bibir jurang
dan hampir menghilang
aku akan tuturkan padamu, sekarang
lihat jemariku
lihat tubuhku
lihat mataku
lihat tarianku
aku adalah jelmaan sang luhur ratu
dan jika pagi sudah berlalu
hingga senja karam ditelan cakrawala yang tak lagi biru
malam meraja, ada di lentik jariku
kerana akulah sang penari waktu
yang lahir dari rahim kisah agung sang moyang
hingga senja memanggilku pulang
***
Jakarta - 7 April 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H