Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu Dendam Perempuan

11 Februari 2014   00:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:57 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13920522511831345983

angin utara dingin menusuk rapuh tulang
delapan penjuru mata angin berkabung jelang
rembulan malam enggan berbagi purnama terang
terpekur akan hening waktu melanglang
pada insan sejoli berhati malang

merundung nisan
pada anak manusia berkalang dendam kebencian
tertawa kemaksiatan
terbahak sang penguasa kegelapan
atas bunga kamboja yang segera bertaburan

deru badai berhenti tercekat
terdiam tanpa sekat
dua sosok manusia sedang saling melaknat
nanar mata pencabut nyawa sang malaikat
pada onggokan tubuh bergulat
tanpa nafas di tubuh polos berbulat

meregang dalam desah ranjang penyaksi
atas rindu yang berujung pisau belati
pada kesumat dendam asmara yang mengiringi
kala hati tersayat ulah bejat lelaki
yang pernah mengisi ruang kasih suci
jauh disana di lubuk hati

lelaki itu tlah khianati
mengurai manis janji janji surgawi
yang tanamkan benih cinta birahi
yang campakkan janin sang buah hati
yang hempaskan nasib dalam terpaan caci maki
hingga pengkhianat divonis mati
detak nadi ... sepi

rindu dendam perempuan
perempuan tanggalkan keluguan
perempuan tlah pupus harapan
perempuan meraung dalam ketertawaan
dendam terpuaskan
hingga hilang ingatan

***

Jakarta 11 Februari 2014

Ganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Baca Juga: Sketsa Dewata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun