Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Nafas Rantau

15 Januari 2014   22:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:48 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

angin timur membawa nafas melintas samudra bersama riuh rendah camar laut diantara bianglala serumpun negeri menawarkan impian indah bulan laksana disana pada koloni ras ras asing saudara berada negeri pilihan mengadu waktu usia

nasib berjibaku peruntungan tersemat impian di tanah perantauan pendam kerinduan ikhlas nafas dipertaruhkan kesampingkan segala kesenangan perjuangkan jalan penghidupan

setumpuk rindu bergayut tiap detik waktu pada kampung halaman dusun ibu pada putra putri lugu buah hati penyemangat hidupmu

titipkan senyum pada purnama kala temaramnya menghias malam mega kirimkan pesan bersama sang bayu yang berlapang dada hembuskan gelora cinta kasih sayang rasa pada pelukan renta ibunda atas keriput wibawa ayahanda bagi darah kerabat saudara nun jauh disana

engkau para pejuang rantau butiran keringat peluhmu mewangi berkilau penyambung detak nafas nafas parau ironi negeri kaya nan memukau ditelatah kuasa para harimau

namun cinta pertiwi takkan pudar pada laskar devisa sedarah berurat berakar hingga saat kembali ke pangkuan bersama para camar terbang pulang ke sarang kediaman atas bahagia yang berbinar

* Jakarta - 15 Januari 2014 Ganendra

Sumber Gambar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun