sang bayu terlelap di peraduan senja
geliatnya tenang damaikan perjalanan waktu semesta
cumbu rayu burung pipit sahdu berbagi mesra
diantara kisi kisi cemara yang merunduk lepaskan penatnya
jalan berjalanlah putaran masa
atas mekanisme takdir yang dikehendakkan Sang Penguasa
dibawah pengaturanNya yang Maha Sempurna
manusia jalani hukum prinsip mutlaknya
bersujud atas segala dosa karma
damainya semesta
tanpa riuh gundah alam seisinya
setenang hati para pemuda
sebijak wibawa para insan tua
sekenyang perut perut anak anak kolong kota
sebahagia para ibu mengasuh buah hatinya
kerana kasih alam itu menjelma
pada hati segenap manusia
tanpa bencana
tanpa tangis sedemikian rupa
tanpa rintihan perempuan tua disamping jasad manusia
tanpa rajam rasa pilu pria pria penopang keluarga
yang letih oleh derita menerpa
yang lelah oleh nasib tak berujung suka
begitupun hidup manusia adanya
berbagi suka berbagi tawa
tanpa ambisi memangsa
tanpa nafsu merenggut hak hidup sejahtera
tanpa mengumbar gelap angkara
oleh mereka para insan yang melupa
bahwa kita adalah saudara
satu sumber asal jiwa
sang Maha Pencipta
semoga langgeng adanya
hingga saatnya tiba
***
Jakarta - 25 Februari 2014
Ganendra
Sumber Gambar Ilustrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H