NARKOBA bukan barang baru lagi, sering kita dengar di telinga kita. Khususnya setiap momen terkait narkoba yang sering menghiasai layar kaca di rumah kita. Kriminalitas peredaran barang haram ini marak mengisi pemberitaan di berbagai media. Masih ingat kasus menggegerkan Afriyani Susanti pada medio 2012, yang menabrak orang-orang di jalan dengan mobilnya hingga menewaskan 9 orang?
Masih ingat juga kasus Novie Amelia, artis yang menabrak 7 pejalan kaki pada 2012 karena efek narkoba yang dipakainya? Atau contoh paling segar di ingatan adalah kasus aktor Roger Danuarta yang tertangkap tangan menggunakan dan menyimpan barang itu di dalam mobilnya, pada 17 Februari 2014 yang lalu. Tidak menutup kemungkinan fenomena itu hanya segelintir yang terungkap. Disinyalir masih banyak lagi kasus para pemakai narkoba yang tidak diketahui.
Dari kasus-kasus diatas semua biang keladinya adalah narkoba. Kasus-kasus itu mungkin sudah memberikan sebuah gambaran efek jahat dari barang-barang setan itu. Efek mematikan bukan hanya bagi penggunanya, namun juga orang-orang di sekitarnya. Bukan hanya luka tapi adalah nyawa.
Kasus-kasus diatas hanyalah sekilas. Patut kita ketahui data sebenarnya yang dihimpun oleh BNN (Badan NarkobaNasional). Data yang mencengangkan sekaligus miris soal efek dari penyalahgunaan ‘barang-barang neraka' itu. Saya pribadi sempat ‘melongo' saat mendengar pemaparan Drs. Gun Gun Siswadi M.Si selaku Direktur Diseminasi informasi BNN soal Narkoba (Narkotika badan obat/ bahan berbahaya).
[caption id="attachment_314044" align="aligncenter" width="620" caption="Drs. Gun Gun Siswadi M.Si, Direktur Diseminasi informasi BNN saat memaparkan soal Narkoba di depan para Blogger di Restoran Mie Ceker Bandung kawasan Pondok Gede Jakarta Timur, Sabtu (22/2/2014). (Foto: Ganendra)"]
Dari sekian banyak hal yang disampaikan Pak Gun Gun saat mempresentasikan soal narkoba di depan para Blogger, Sabtu (22/2/2014) di Restoran Mie Ceker bandung kawasan Pondok Gede Jakarta Timur, benar-benar membuat saya bergidik. Merinding. Bagaimana tidak, data BNN salah satunya mencatat bahwa di Indonesia setiap hari ada 40 orang meninggal akibat penyalahgunaan Narkoba!
Data 2013 itu inklusif mereka yang meninggal karena terkena AIDS/ HIV, penyakit hepatitis atas penyalahgunaan narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Lebih mirisnya lagi saat mengetahui data para pemakai dari tahun ke tahun yang mengalami peningkatan jumlah pemakainya! Lihat saja data BNN berikut ini terkait trend prevalensi penyalahguna. Pada 2008 tercatat sebanyak 3,3 juta orang. Tiga tahun kemudian, yakni 2011 meningkat menjadi 4 juta orang. Lalu diperkirakan pada 2015 jumlah tersebut akan membengkak menjadi 5,1 juta orang!
Bukan angka yang kecil. Tentunya grafik yang bergeser kearah peningkatan adalah hal yang buruk, dan tak bisa dianggap enteng. Apa jadinya bila trend negatif itu berlanjut. Resiko hilang generasi pun tak bisa terelakkan lagi. Sebuah harga teramat mahal untuk dibayarkan. Angka-angka tersebut muncul seiring fakta bahwa negeri kita ini berkembang tidak lagi menjadi negara transit tetapi justru telah menjadi pasar narkoba yang menggiurkan. Apalagi barang-barang haram itu dipatok harga yang lebih tinggi dibanding di negara-negara lainnya. Tak pelak lagi Indonesia menjadi surga bagi jaringan sindikat narkoba internasional.
Urgensi mengatasi, mencegah, menghambat laju peningkatan penyalahguna mesti gencar dilakukan. Bahkan Presiden memandang perlu mencanangkan "Indonesia Negeri Bebas Narkoba," pada tanggal 26 Juni 2011 silam. BNN sebagai lembaga khusus yang berwewenang menyadari bahwa penanganan permasalahan narkoba tidak dapat ditangani sendirian. Tanggungjawab perlu dipikul bersama dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat, bangsa dan negara.
"Peran serta masyarakat sangat diharapkan, untuk dapat mendukung program pemberantasan penyalahgunaan narkoba," tegas Gun Gun di depan para Blogger, Sabtu (22/2/2014) siang itu.