Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jari Sakti Tuhan Demokrasi

6 April 2014   21:52 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:59 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13967707241907932401

***

jari
jemari
lima jari sakti
jari bukan sembarang jari
kelima jari Tuhan hidup dan mati
vonis atas insan pengemis jabatan kursi
membayang raih kuasa lima tahun para pemimpi
pada hari rabu 9 april 2014 yang menanti
di ajang pesta negeri demokrasi

jari jemari bak dewi bathari
selembut sutra ciutkan nyali
bergemulai kandas arogansi
pada para politisi berambisi
atas syahwat berkuasa negeri
pada saat penghakiman nanti

tunggu dan tunggu saatnya nanti
jari jemari tangan dewa itu beraksi
di bilik bilik altar vonis hakim negeri
menentukan nasib hidup diri sendiri
yang sudah dipermainkan para politisi
yang tlah ingkari komitmen janji mimpi
coblos suara yang benar dengan nurani
agar tak tersakiti ditipu di kemudian hari

gemetar panas gerah politisi di depan televisi
cemas gundah uang khan melayang jua upeti
cemas lemas apabila nanti tak terpilih lagi
hilang beringas, putus asa dan frustasi
ataukah mungkin akan gantung diri?

jangan remehkan jari jari Tuhan hakiki
suara mantra sakti segenap warga negeri
seluruh rakyat tulang punggung tanah pertiwi
yang telah pintar tak bisa dibodohi maupun dibeli
oleh karung karung ambisi politisi berdasi

pada niat penguasa yang tak terpuji
pada misi pengobral kampanye janji
pada ingkar dusta yang tak disudahi
hingga karamkan negri seribu mimpi
tuk diakhiri saat ini jua, bunuh mati!

***

******

jelang 9 April 2014
selamat menentukan pilihan
selamat menggunakan hak-hak Kita
apapun pilihannya adalah demi kepentingan bersama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun