Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan Koma 5

5 September 2014   05:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:35 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14098425912001238936

***

aku dengar gemuruh dari telinga rembulan dini
paras dewi bergurat urat badai mata penyaksi
berkubang dalam kehidupan kelam tiada mati
di selangkangan deru waktu yang kian berlari

kau paksa menelan pedih rusuk malam penanti
bergelora peluh membunuh bisikan nurani
di bawah lentera redup mengunyah terang bintang
memanggul berat rahim kehidupan yang tersandang

perempuan koma
membunuh mati sulur hati yang bicara
menjilat bara api nikmat dunia
kerana rasa pedihnya realita
yang kelam menipu paksa
yang gulita memperkosa
yang rajam mencambuk dera

perempuan koma bercumbu waktu
harga diri bersemayam dalam nurani buku
meski berselimut noda jelaga hitam kelambu
terinjak rasa karma lelaki pemuja bara nafsu
jangan pernah layu dimakan rapuh detik laju

ikrarkan janji janjimu
hembuskan doa doamu
dan tanamkan benih mimpimu
pada tangan tangan cahaya di dalam kalbu

***
Jakarta - 4 September 2014
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Baca Juga =

Perempuan Koma 4
Perempuan Koma 3
Perempuan Koma 2
Perempuan Koma 1
Tentang Perempuan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun