Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Namaku Matahari

24 November 2014   06:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:01 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1416761429972079173

***

pagi
paras yang tak bosan menjelang
membawa keteduhan di sela dahan hidup
sajian bekal sang pengais rasa

pada
matahari yang tak pernah ingkar
meniti langit dalam bara api di hati
menghapus bayang jejak hitam sisa kelam malam
kemarin
di bilik bilik hitam
di pucuk pucuk nafsu tak tertahan

cinta bukanlah pagi
tangis bukan sekedar elegi
masihkah tanda tanya
kala kusebut namaku adalah matahari?

yang berkasih rembulan
dan sanggup sekarat setiap malam
membiarkan nafasnya menjadi mahar sang purnama setiap gulita
selamanya?

***
Jakarta - 23 November 2014
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun