***
pagi
paras yang tak bosan menjelang
membawa keteduhan di sela dahan hidup
sajian bekal sang pengais rasa
pada
matahari yang tak pernah ingkar
meniti langit dalam bara api di hati
menghapus bayang jejak hitam sisa kelam malam
kemarin
di bilik bilik hitam
di pucuk pucuk nafsu tak tertahan
cinta bukanlah pagi
tangis bukan sekedar elegi
masihkah tanda tanya
kala kusebut namaku adalah matahari?
yang berkasih rembulan
dan sanggup sekarat setiap malam
membiarkan nafasnya menjadi mahar sang purnama setiap gulita
selamanya?
***
Jakarta - 23 November 2014
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H