Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jelita

4 Desember 2014   05:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:06 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1417620787925348885

***

maka suatu malam dirindukannya terang rembulan
yang lantunkan dongeng dongeng mimpi dan ironi
tentang purnama yang hantarkan lolongan srigala
tentang kunang kunang yang beredar mencari jalan pulang di celah candi
dan tentang laron yang tumbuh selepas hujan menembus sekat gulita mengendus terang

kehidupan selalu mencari
pundi pundi hikmah dalam sekantong peristiwa
laku
jalan sutra
ataupun terjal berdebu
adalah pengaturan semesta waktu

terang selalu ada
dalam genggaman jiwa sejati
hingga waktu yang menyayat nafas hidup
takkan mampu pudarkan jelita

dan meski malam telah lenyapkan
sang idaman yang tak pernah kembali datang
menjemput janji dan ikrar yang pernah terpatri
di tanah ibu
di waktu yang tlah berlalu

hilang
akan berganti
redup kian menyala kembali
kelam gulita terakhiri

***
Jakarta - 3 Desember 2014
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun