Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Eksekusi

19 Januari 2015   07:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:50 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

terkulai
terkulailah
nafas nafas tak lagi mampu menghitung waktu
hembusnya lunglai dirajam takdir moncong senapan
sisa cahaya meredup di celah jemarimu yang menghitam
torehan jejak kelam putus di ajang kematian

kau ukir karma berbayar nyawa
segenggam nafsu dunia narkoba kau dudukkan di singgasana tuan raja
sebarkan impian luka luka yang menggurita
pada mereka
pada sang belia
putra putri bangsa

pupuslah racun racun perusak negeri
berkalanglah penebar aroma neraka duniawi
dan bangkitkan emas generasi
yang lama bergelimang nyeri mimpi
tanpa pernah terobati

dan biarkan impian negeri terajut lagi
tanpa racun perusak mimpi
di belaian usia waktu yang melaju pergi
lenyapkan tabur bunga di makam dini
selamatkan generasi

***
Jakarta - 19 Januari 2015
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun