Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Diam 2

27 Januari 2015   05:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:18 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1422287448409026332

***

kau nanti kenangan itu berulang
teriang-iang damai yang kian habis digerus detik menentu
berbayang lenyap rona pelangi di ufuk timur
dan bermimpi menjelma santun menaungi tanah-tanah merdeka
yang semakin luruh dibalik topeng topeng hina
kau terdiam lara

kau menangis sedu sedan
menatap temaram masa lalu diantara indah awan kehidupan
yang kian lesap terbakar candu candu manusia
dan riuh rendah bersangkur pisau belati ego diri
putuskan tali tali sumpah pengabdi
kau terdiam benci

kau marah dan nyalakan bara api
atas bangkai bangkai yang tertimbun tertutup ambisi
tubuh berbungkus noda dan hati hitam berdaki
jatuh dan tergadailah nurani
dan kau terdiam mati

kau
negeri
angin khan membawa lukamu pergi
sebentar
dan terdiam

***
Jakarta - 26 Januari 2015
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun